Sabtu, 24 November 2012

Arti yang sebenarnya dari Gangnam Style


Sudah berapa kali Anda berjoget ala Gangnam Style hari ini? Jangan malu mengakuinya. Sebab 'tarian naik kuda' yang dipopulerkan Psy asal Korea ini memang seperti virus yang mewabah ke seluruh dunia. Videonya di YouTube bahkan menjadi tontonan paling laris dan dicari orang-orang.
Di balik demam Gangnam Style, salah seorang penulis blog My Dear Korea, Jea Kim, membeberkan apa arti yang sebenarnya dari video klip milik Psy. Namun sebelum menyimak ulasannya, Anda sebaiknya mengenal Gangnam District terlebih dahulu.
Dilansir dari Visitkorea, Gangnam sebenarnya adalah salah satu dari 25 distrik di Seoul, Korea Selatan. Distrik ini termasuk daerah paling kaya di Seoul dan terletak di sebelah tenggara kota. Sementara dalam bahasa Korea, Gangnam sendiri berarti 'South Bank.'
Gangnam sangat populer dengan pusat perbelanjaan dan hiburan. Aktivitas malam juga hampir tak pernah mati dan terus berlanjut sampai pagi. Bar dan klub di Gangnam kerap buka dari jam empat dini hari. Beberapa restoran bahkan melayani pengunjung 24 jam penuh.
Gangnam District
Melalui blognya, Jea Kim lantas menjelaskan bagaimana Psy bertingkah sebagai salah satu penduduk Gangnam di dalam video klipnya. Gangnam Style bisa diartikan sebagai gaya hidup mewah berlebihan yang dilakukan orang-orang Gangnam. Lingkungan di sana dipenuhi dengan penduduk yang kerap menghamburkan uang serta memakai barang bermerek dari ujung kepala hingga kaki.
"Gangnam seperti daerah timur Amerika Serikat dan Beverly Hills tanpa budaya yang sama. Atau seperti Dubai dibangun di Korea," tulis Jea Kim dalam blognya, seperti yang dikutip dari Cnbc.com.
Kemudian lirik 'Oppan Gangnam style' bisa diartikan sebagai 'Aku adalah orang Gangnam.' Di dalam video klipnya, Psy seolah menunjukkan bahwa dia tinggal dan cinta dengan gaya hidup orang Gangnam. Namun faktanya, Psy jauh dari kenyataan itu.
Contohnya bisa Anda lihat ketika Psy begitu menonjolkan segelas kopi di awal-awal video. Anda pasti berpikir, "Ada apa dengan kopi?" Rupanya di Gangnam, orang-orang di sana rela menghabiskan uangnya hanya demi kopi. Bahkan mereka lebih banyak merogoh kocek lebih dalam untuk membeli Starbucks daripada makanan.


sumber : merdeka.com